Senin, 27 Juni 2011

KONFERENSI RAJAB JATIM : MENGOKOHKAN SEMANGAT PERJUANGAN SYARIAH dan KHILAFAH

infokom Jatim - Seruan takbir membahana di angkasa Stadion Gelora Delta Sidoarjo, dipandu duet host Hari Mukti dan Faqih Syarif seluruh peserta yang hadir secara bergiliran berdiri memekikkan takbir bagaikan ombak manusia. Parade al-liwa’ dan Arroyah mengawali penampilan dua orang syabab hizbut tahrir dalam memandu konferensi rajab jatim, kemarin(26/6) di Stadion Gelora Delta Sidoarjo.

Konferensi yang digelar HTI DPD Jatim senantiasa dikondisikan penuh sarat dengan makna, kata ketua panitia acara, rif’an wahyudi. Dibawah kibaran al-liwa’ dan Arroya, pembacaan ayat suci alquran oleh Ahmad Yusuf dilanjutkan orasi-orasi untuk kebangkitan dan kemuliaan Islam semakin menyentuh hati dan pikiran peserta konferensi . Tentu saja kedatangan mereka penuh keikhlasan dan kesadaran pentingnya Konferensi Rajab 1432 untuk dakwah Islam
Hendri seorang Pengusaha Supermarket di Malang Selatan, mengatakan :” Luar Biasa, tidak ada acara seperti ini, dan dengan acara ini menunjukkan bahwa persatuan umat islam luar biasa” ketika ditanya alas an kedatangannya :” Karena hanya hizbut-tahrir satu-satunya partai islam yang selalu mendengungkan khilafah dan satu-satunya “unit bisnis” yang mendengungkan syariah.” Tambah beliau khilafah adalah sebuah kewajiban kemudian beliau menegaskan kesiapannya berjuang bersama Hizbut Tahrir.
Tak kalah semangat kehadirannya Suryani dari Kediri. Pria yang kini berusia 74 tahun ini menyampaikan Ngrumati (red: menjaga dan menegakkan) hukum Allah adalah motivasinya untuk datang di acara konferensi rajab ini. khilafah adalah sebuah kewajiban, lanjutnya. perjuangan syariah & khilafah tidak hanya milik kaum muda, namun mereka yang uzur pun tak kalah semangat.
Hal saya serupa dituturkan syabab HTI yang menyertai rombongan 200 orang dari madiun, yang beragam usianya, balita hingga sudah tua. Dia menuturkan kafilah madiun mendapatkan peserta yang luar biasa pengorbanannya, dari desa segulung,dagangan kabupaten madiun, 10 km dari Danau Ngebel. Untuk mencapai rumah melawati tanjakan naik sekitar 15 Km, kiri tebing dan kanan jurang, dan hanya bisa lalui satu kendaraan saja, parahnya banyak jalan berlubang. Tambahnya:”Yang paling parah tanjakan 5 Km, ada peserta yang gemetar kakinya karena takut.” Atas dorongan semangat memperjuangkan syariah dan Khilafah, akhirnya bisa bergabung dengan lainnya. Tanpa keluhan mereka selalu semangat dan siap berjuang bersama Hizbut tahrir. (bersambung)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar